Senin, 23 Maret 2009

Jadikanlah Pernikahan Sekali dalam Seumur Hidup

Perkawinan seumur hidup yang didambakan setiap pasangan tidak gampang didapat. Perlu perjuangan dan kemauan bersama suami-istri untuk terus memeliharanya dari tahun ke tahun. Berikut tahun-tahun rawan dalam perkawinan yang perlu diwaspadai.

DUA TAHUN PERTAMA: PENUH PERJUANGAN

Inilah tahun-tahun yang mengindikasikan, apakah pasangan "pengantin baru" bisa survive di tahun-tahun berikut. Banyak yang berhasil melampauinya, tak sedikit juga yang memutuskan bercerai. Sebab, di tahun inilah sebenarnya realitas dimulai. Masing-masing pihak melihat dengan sesungguhnya, siapa pasangannya.

Bersiaplah menerima apa yang disebut depresi pengantin baru. Usai pesta, pasangan menempati rumahnya sendiri dan belajar hidup mandiri sebagai suami-istri. Di sinilah pembagian peran dan kerjasama dimulai. Ada yang lancar, ada pula yang kagok. Banyak hal yang menjadi prioritas yang harus diselesaikan bersama. Tentang uang, misalnya, siapa yang harus mengatur. Juga bagaimana menghabiskan waktu luang bersama, menangani mertua, para ipar dan keluarga besar lainnya. Bayi yang kemudian lahir akan membuat seluruh ritme ayah dan ibu berubah. Jelas, semua itu menimbulkan tantangan sekaligus kecemasan.

Nah, agar bisa survive dan berjalan mulus, di tahun-tahun pertama ini pasangan suami-istri seharusnya sudah mulai mendiskusikan tentang bagaimana memecahkan masalah jika terjadi konflik, juga membicarakan harapan-harapan masing-masing pihak.

Pasangan yang bisa melewati masa ini adalah mereka yang selalu punya pandangan positif terhadap pasangannya, tidak mudah menyerah, dan mau bersama-sama mencari jalan keluar di setiap persoalan. Meski tahun-tahun pertama ini sulit, mereka akan tetap mengenangnya sebagai tahun-tahun pertama yang penuh keintiman, kemesraan, dan saling belajar. Yang tak kalah penting, bisa menjadi pelajaran serta pengalaman berharga untuk menempuh tahun-tahun berikut.

TUJUH TAHUN: HARUS WASPADA

Pernah dengar istilah "the seven years itch"? Inilah yang disebut tujuh tahun yang membuat "gatal". Setelah bertahun-tahun bersama, suami istri memang mulai menemukan pola dan ritme perkawinan yang semakin jelas. Namun demikian, keinginan masing-masing yang sudah terbaca dan kedekatan secara fisik serta emosional ini belum menjamin bahwa kemesraan dan keintiman tetap berlanjut.

Setelah tujuh tahun berpasangan, banyak suami-istri yang mulai terjebak dalam rutinitas berumah tangga. Suami dan istri juga mulai sibuk dengan urusannya sendiri-sendiri. Ibu mengurusi anak-anak yang mulai masuk sekolah dan tumbuh besar, ayah juga sibuk berkutat dengan kariernya yang semakin menjanjikan. Belum lagi tuntutan kebutuhan keluarga yang semakin besar, membuat ayah semakin sibuk dengan pekerjaan tambahan yang bisa menghasilkan uang.

Semua itu membawa konsekuensi dalam hubungan perkawinan. Karena masing-masing sibuk, waktu untuk berduaan semakin berkurang. Akibatnya, keintiman jadi terancam. Yang lebih mengkhawatirkan, karena masing-masing sibuk dengan urusannya sendiri dan semua hal berjalan rutin, hubungan intim semakin dilihat hanya sebagaihal rutin untuk pemenuhan kebutuhan biologis saja. Bukan lagi ekspresi kemesraan dan kasih sayang. Kalau tak hati-hati, masing-masing pihak bisa merasa gerah dan gatal, seperti orang yang terperangkap. Sedikit godaan saja atau melihat hal-hal baru yang lebih menggairahkan di luar rumah, bisa membuat komitmen terancam.

Itu sebabnya banyak affair atau perselingkuhan yang terjadi setelah 5 atau 7 tahun perkawinan. Pasangan berusaha keluar dari hal-hal yang membuatnya jenuh. Di antaranya, menjalin hubungan dengan orang yang sama sekali baru.

Untuk menjaga agar gairah dan keintiman tetap menyala, lakukan bulan madu kedua, revisi kembali hubungan perkawinan dan pola keintiman apa yang bisa diterapkan, sesuai dengan usia perkawinan. Jangan berharap terlalu berlebihan bahwa dalam waktu singkat semuanya akan berubah seperti pengantin baru. Yang penting adalah keinginan untuk tetap berkomitmen dan memperbarui kemesraan.

LIMA BELAS TAHUN: PENUH KESIBUKAN

Pada tahun kelima belas, secara emosi dan fisik, kedekatan suami-istri semakin kuat. Banyak masalah yang sudah bisa diselesaikan, misalnya rumah sudah terbeli dan keuangan keluarga sudah mapan. Tapi tantangan berikutnya muncul di tahun ini. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, problem yang lebih banyak muncul adalah kejenuhan. Ditambah juga kebersamaan keluarga yang semakin berkurang. Misalnya, anak-anak yang memasuki praremaja, mulai lebih banyak bergaul di luar rumah, dan sibuk dengan urusan sekolah. Ayah berada pada puncak kariernya, begitu pula ibu yang bekerja.

Tak heran jika di tahun-tahun awal mudah membuat janji untuk makan malam bersama pasangan di restoran yang romantis, kini malah susah. Sulit memintanya meluangkan waktu untuk bermesraan karena kesibukannya.

Perubahan fisik masing-masing pihak, misalnya bentuk tubuh semakin melebar atau kerut di wajah semakin kentara, juga melahirkan kecemasan tersendiri. Masing-masing merasa tidak lagi menarik dan seksi di mata pasangannya. Rasa minder lalu timbul. Kekhawatiran pasangan tak lagi bergairah, bisa berakibat ke hubungan intim. Kebanyakan rasa minder ini diwujudkan dengan menolak ketika diajak bermesraan. Padahal, karena masing-masing pihak sudah sekian lama tidur di satu ranjang, pasti sudah mengenal tubuh pasangannya. Jadi, masalah itu sebetulnya jangan dijadikan penghambat dalam berhubungan intim. Malah karena kedekatan emosional yang semakin kuat, bisa membuat hubungan intim menjadi lebih mantap.

Memang, sih, jangan membayangkan hubungan intim dengan frekuensi yang sama dengan pengantin baru. Tapi yang harus diingat, bukan lagi jumlah, tapi kualitasnya. Meski dalam satu bulan bisa dihitung dengan jari, lakukan berbagai variasi untuk memberi pembaruan. Mulailah memberi kejutan-kejutan yang manis, misalnya mengirim SMS pada istri, "Bagaimana kalau malam ini kita ketemu di hotel x dan menghabiskan malam tanpa anak-anak?"

TAHUN-TAHUN SESUDAHNYA

Simone Signoret, penulis terkenal dari Perancis, di salah satu novelnya menulis, "Rantai tidak mengikat perkawinan, melainkan mata rantainya. Ratusan mata rantai yang dikait setiap hari berdua, yang mengikat terus selama bertahun-tahun. Itulah yang membuat perkawinan bertahan, bukan gairah dan bahkan juga seks!"

Jadi, walaupun 5, 10, bahkan 25 tahun perkawinan sudah dilewati dengan aman, jangan pernah terlena. Ada, lo, yang baru sebulan merayakan ulang tahun perkawinan ke-25, kemudian bercerai. Apa pasal? Kedekatan kadang membuat kita terlena. Kita merasa sudah tahu apa yang menjadi kebutuhan pasangan. Padahal, setiap manusia selalu membutuhkan penyegaran dan kejutan-kejutan dalam hidupnya. Termasuk dalam hidup perkawinannya.

Meski tampaknya perkawinan sempurna, tak ada salahnya untuk duduk bersama setiap tahun, misalnya saat ulang tahun perkawinan, untuk melihat kembali, apa yang sebenarnya luput dari perhatian berdua yang menyangkut soal hubungan suami-istri. Apakah kita sudah peka dengan kebutuhan pasangan? Model kemesraan dan keintiman apa yang kita inginkan, seiring dengan pertambahan usia perkawinan? Apa yang menjadi ganjalan atau kendala di semua hal yang bisa mengganggu hubungan? Nah, semua itu harus ditelaah lagi, berapa pun usia perkawinan Anda. Tak ada yang bisa menjamin selamanya akan berjalan mulus, bila masing-masing pihak terlena dan cuek dengan keadaan perkawinan yang tampaknya sempurna, tapi menyimpan bom waktu. Nah, Bu-Pak, sekarang sudah tahu, kan, apa yang mesti dilakukan?

Mimitran Blog Urang Sunda

Sabtu, 14 Maret 2009

OMM GOOGLE


Google kaulah tumpuan hidupku
Google kau adalah sumber duitku
Google thankyou banyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaak
karena dirimulah aku bisa menjadi begini meskipun baru beberapa bulan saya mengenal internet tapi dengan adanya google saya bisa menghasilkan jutaan rupiah. terima kasih google Jujur saja saya tidak bisa bisnis online saya belum mengerti bagai mana caranya tapi saya menjadikan google sebagai mensin pencari untuk menunjang bisnis saya dengan demikian saya bisa mengasiikan jutaan rupiah dari google.
Jika boleh bertanya dan jika ada yang baca tulisan ini dan tau siapa yang punya website google tolong kasih tau saya saya akan mengucapkan terima kasih kepada orang yang menciptakan google tolong E-mail ke saya okk eza.mulyana@gmail.com
hatur thank you

Sabtu, 07 Maret 2009

I love Sunda

Sampurasun ............................? Cik cik abah ngiringan, Kumaha damang sadayana ........?
Tah ieumah ngabuktikeun yen kuring teh asli urang sunda lamun ceuk bahsa gaul namah klarifikasi hehehe. eh salah ketang lebel meren hehehe, lah teuing naon pokonamah nu kitu . tah ieuteh salasa hijina bukti yen kuring teh bener-bener mika cinta kana seni sunda ngan lamun di cantum keun kabeh mah moal cucup waktuna ngan ieu mah sakadar bukti bisi aya nu nanya mana cenah buktina maneh urang sunda.
Kade ngaku urang sunda tapi teu resep kana kasenian kasenian ti sunda, nya ieumah itung itung ngamumule kasenian sunda da lamun lain urang sunda mah saha deui atuh anu ngajaga jeng riksa seni sunda teh kitu cenah cek si cepot.
Kusabab kitu simkuring oge da ngaka urang sunda di lahirkeun di sunda tah video di luhur teh salasa hiji na kasenian sunda, bisi engke panggih jeun si cepot "sim kuring ngaku urang sunda tapi teresep kana kasenian sunda" kan lamun aya mah bukti na meuren moal di sangka ngaku-ngaku wungkul".
Sok ayenamah hayu urang mgumpul ngariung ngamajuken seni seni sunda. tah sakitu heula tulisan sim kuring mudah mudahan kaharepna bisa di sambung deui.

Mimitran Blog Urang Sunda

Jumat, 06 Maret 2009

KAHAYANG GAJAH JADI SIREUM

Lamun maca blog na urang sunda anu geus ahli sok asa ka taji ku tata bahasana, asa hayang nurutan tapi kumaha geuning teu aya kabisa. kusabab kitu ieu tulisan di Jejeran "KAHAYANG GAJAH JADI SIREUM", Gajah mangrupaken sato anu kacida geudena sedengkeun sireum sato anu kacida leutikna tah eta nandakeun kahayang simkuring anu kacida pohara gede na tapi ari kamampuhan teu aya hehehe.
Ah ieu mah itung-itung ngeuyeub-ngeuyeub we, sugan atuh ka hareup mah jadi ngarekahan. Tina hiji dua, susuganan jadi sajuta dua juta, pan hade tah?. Tapi lamun nungguan kabeh nyampak mah meureun moal der masing nepi ka janggotan londok oge.
tuh nya poho Nepang ken hela atuh ari Nami mah Eza Mulyana kawit ti Cianjur ano tos kakoncara ku khas sunda na tapi duka teuing kumaha lamun nyarios ku sunda sok asa kararagok ngan ieu mah sugan aya numaca teurus meureun engke coment tah eta anu paling di piharep mudah mudahan eta kritik jeun saran teh jadi dorongan pikeun simkurin ker kahareupna.
Da kumaha geuning teu bisa cara batur, ngarumasakaen di sakolakeun ku kolot henteu di pasantrenken oge hente
rek timana atuh boga elmu ngan ieumah itung-tung pang jejeg tama teuing euweuh pisan karya da ngarumasakaen diri soranganteh urang sunda.
tah sakitu wae tulisan simkurin anu munggaran ngangge bahasa sunda, hapunten bilih aya tulisan anu rumaos ka Copy ku simkuring mudah mudahan kapayuna simkuring tiasa nerbitken deui tulisan anu ngangge bahasa sunda
salam pangwanh ka sadayana

Mimitran Blog Urang Sunda




30 Menit Pertama yang Berharga















Segera susui bayi setelah lahir, karena ibu maupun bayi sama-sama mendulang banyak manfaat.

Ya, 30 menit pertama setelah lahir adalah kesempatan emas dalam kehidupan seorang bayi. Tanpa perlu dimandikan, bayi yang baru lahir sebaiknya segera diberikan pada ibunya untuk disusui. Berikut alasannya.

Saat terbaik memberi stimulasi

Periode emas pertama pertumbuhan otak dimulai beberapa saat setelah terjadinya konsepsi. Pada saat ini proses tumbuh kembang otak melaju dengan pesat. Nah, periode emas kedua terjadi di akhir kehamilan sampai bayi lahir berusia kurang lebih dua tahun. Pada periode ini, semakin awal sel otak dirangsang, semakin banyak terjadi network di antara sel-sel saraf tersebut.

Nah, bila bayi segera disusui dan didekap dengan hangat, maka ia akan menerima berbagai stimulasi, seperti sentuhan kulit (skin to skin contact) dan mencium aroma khas ibunya. Ia juga akan merasakan kehangatan dan mendengar denyut jantung ibu yang sudah dikenalnya sejak masih dalam kandungan. Hasilnya? Otak dan sistem saraf si kecil pun berkembang dengan optimal.

Belum lagi kalau ibu mengajaknya berbicara selama menyusui, terutama mengenai dirinya, akan t erjalin komunikasi langsung antara ibu dan si bayi. Ini akan meningkatkan kelekatan (attachment) di antara mereka. Kondisi ini akan menumbuhkan rasa percaya pada si kecil, karena ia tahu ada seseorang yang selalu ada apabila dibutuhkan.

Menyempurnakan fungsi neurologis

Koordinasi saraf menelan, mengisap dan bernapas pada bayi baru lahir bisa jadi belum sempurna. Dengan sesegera mungkin memberi kesempatan mengisap payudara, maka fungsi koordinasi saraf-saraf tersebut jadi lebih cepat sempurna.

Refleks isap paling kuat

Asal tahu saja, refleks isap bayi paling kuat adalah pada 30 menit setelah dia dilahirkan. Isapan bayi pada puting ibunya akan merangsang pengeluaran hormon prolaktin (yang merangsang produksi ASI) dan hormon oksitosin (yang merangsang refleks pengeluaran ASI). Kerja kedua hormon tersebut akan membuat kolostrum lebih cepat keluar.

Kolostrum atau ASI yang keluar dari hari pertama sampai hari ke-10 atau ke-14, mengandung zat-zat gizi dan zat kekebalan tubuh (antibodi) dalam jumlah yang banyak dibandingkan ASI yang keluar pada hari-hari berikutnya. Dengan demikian, bayi akan terlindung dari penyakit infeksi, dan memperoleh kekebalan tubuh.

Mencegah perdarahan dan anemia

Selain merangsang produksi dan pengeluaran ASI, pengeluaran hormon juga akan menyebabkan rahim berkontraksi. Jadi, dengan menyusui bayi segera setelah lahir, kita akan mencegah terjadinya perdarahan paska persalinan, dan proses pengerutan rahim berlangsung lebih cepat. Bila perdarahan paska persalinan tidak terjadi atau berhenti lebih cepat, maka risiko kekurangan darah yang menyebabkan anemia pada ibu (akibat kekurangan zat besi), juga akan berkurang.

Penting diingat bahwa bayi harus dibiarkan menyusu sepuas dan sesering mungkin tanpa jadwal yang ketat. Semakin kuat dan sering isapan bayi, semakin lancar dan cepat pemantapan proses menyusui.

Selain itu, sedapat mungkin, ayah, ibu dan bayi tidak banyak menerima tamu dalam 2 hari pertama. Waktu tersebut sebaiknya digunakan untuk memberi stimulasi yang sebanyak-banyaknya pada bayi, serta memberi ASI secara optimal.

Bila Anda tidak yakin apakah bayi mengisap ASI dengan baik, atau tetap penasaran dengan kecukupan produksi ASI Anda, jangan segan bertanya pada konsultan laktasi, dokter atau bidan. Semakin tinggi rasa percaya diri Anda, semakin besar kenyamanan dan kebahagiaan yang Anda rasakan saat menyusui sang buah hati tercinta.

Mimitran Blog Urang Sunda